Manusia ditakdirkan menjadi pemimpin di muka bumi ini, namun kenapa justru kerusakan terjadi di dunia, karena ulah manusia itu sendiri?
kenapa?
karena manusia tidak mau mengendalikan nafsunya dan hanya mengikuti keinginannya, oleh karena itu kita harus mau belajar mengendalikan qalbu, agar diri kita tidak diperbudak nafsu tetapi mengikuti perintah Allah agar menjadikan dunia ini semakin baik.
animasi ini menggambarkan perjalanan manusia dalam kedewasaan menghadapi perjalanan di dunia, dari sekedar memandang segala sesuatu dari yang tampak, dari dzohirnya saja, dari penilaian meteri saja hingga belajar menata hati yang beku menjadi qalbu yang mampu memandang kehidupan dunia dengan basirah, sebagai pintu hidayah yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.
animasi ini saya upload ulang dengan istrumen yang berbeda sebagai ungkapan kebahagiaan menyambut hari raya yang kita nanti.
Selamat Idul Adha 1 September 2017 (10 Dzulhijjah 1438 H)
Animasi ini adalah Tugas Akhir karya Ayyub Nurmana di masa kuliahnya pada tahun 2010, penelitian ini mengangkat keseluruhan kisah Aji Saka ke dalam 13 episode serial animasi, namun animasi yang diproduksi adalah episode 1 dari keseluruhan serialnya. sebelum saya tunjukan videonya, kita ulas dulu kisah Aji Saka yang merupakan cerita rakyat yang melegenda tersebut.
Aji Saka merupakan cerita rakyat dari daerah Jawa Tengah, kisah dan namanya selalu dikenal oleh semua kalangan, fragmen yang paling dikenang dari seluruh kisah Aji Saka adalah, mengenai sejarah lahirnya huruf Carakan yang merupakan huruf tradisi Jawa.
Aji Saka
Aji Saka menceritakan tentang seorang sakti mandraguna dan memiliki wawasan ilmu yang luas, dia tinggal di Medang Kawit, memiliki dua murid yang sakti pula, bernama Dora dan Sembada. Dikisahkan mereka mendengar kabar tentang raja jahat di kerajaan Medang Kamulan yang suka memakan daging rakyatnya sendiri. Hingga akhirnya Aji Saka bersiap untuk melakukan penyelamatan rakyat Medang Kamulan dari raja kanibal yang sadis dan menyeramkan.
Aji Saka memerintahkan muridnya bernama Sembada untuk singgah sementara di bukit Kendeng, dia diperintahkan untuk membuat penginapan di sana. tanpa sepengetahuan Dora, Aji Saka menitipkan keris saktinya kepada Sembada, Aji Saka memerintahkan agar keris tersebut jangan diserahkan kepada siapapun kecuali dirinya sendiri yang mengambilnya. lalu Aji Saka dan Dora pun berangkat menuju Medang Kamulan, singkat cerita, Aji Saka memerintahkan Dora untuk mengevakuasi warga Medang Kamulan ke daerah aman, karena kemungkinan akan terjadi pertempuran dahsyat antara dirinya dan raja Dewata Cengkar yang merupakan raja kanibal tersebut.
kesaktian Sembada
Aji Saka pun akhirnya menemui patih Jugul Muda yang merupakan bawahan Dewata Cengkar untuk menyerahkan tubuhnya untuk dijadikan santapan, tentu saja itu hanyalah siasat Aji Saka. Betapa senang Dewata Cengkar karena melihan santapan segar di depannya yang sudah dibawa oleh Patihnya. Lalu patih pun pergi karena merasakan firasat yang buruk, Sang Raja mendekati Aji Saka, dan Aji Saka pun meminta permintaan terahir sebelum kematiannya, dia ingin menguasai sebidang tanah dari wilayah Medang Kamulan yang mampu terselimuti oleh sorban yang ia pakai.
Dengan wajah menghina dan tawa terbahak Dewata Cengkar langsung menuruti keinginan konyol Aji Saka. namun ternyata setelah sorban direntangkan, seluruh wilayah Medang Kamulan terbalut sorban Aji Saka, terang saja, dia adalah seorang sakti yang memiliki berbagai macam ajian khusus. Akhirnya seluruh wilayah Medang Kamulan menjadi milik Aji Saka. Dewata Cengkar yang merasa dipermainkan merasa marah dan berusaha membunuh Aji Saka, pertempuran maha dahsyat terjadi antara mereka, mereka saling bertukar pukulan dan serangan yang mematikan, namun pertarungan dimenangkan oleh Aji Saka dengan keadaan yang kritis. Dewata Cengkarpun tercebur ke dalamnya lautan karena serangan tenaga dalam Aji Saka.
Patih Jugul Muda
Dewata Cengkar
Kini Aji Saka berhasil menjadi penguasa Medang Kamulan, dia memimpin rakyatnya dengan sabar dan cinta kasih, keadaan kerajaan menjadi makmur dan sejahtera, namun kedamaian itu hanya sementara, setelah beberapa waktu lamanya, Dewata Cengkar bangkit dan menjadi lebih kuat, kematiannya hanya awal dari munculnya kekuatan besar yang terpendam di dalam tubuhnya, akhirnya Dewata Cengkar menampakkan wujud yang sebenarnya, ternyata dia adalah siluman buaya putih yang merupakan monster legenda yang ditakuti seantero negeri, Aji Saka pun harus memiliki kekuatan super yang lebih besar untuk bisa mengalahkan siluman tersebut, satu-satunya cara untuk mengalahkan Dewata Cengkar adalah dengan ajian keris sakti miliknya. Dora yang melihat pertarungan mengerikan yang dialami gurunya saat melawan Aji Saka, langsung berusaha menolong Aji Saka, namun Aji Saka memerintahkan Dora untuk segera mengambil keris saktinya yang berada di tangan Sembada.
Dora
Sembada
Secepat kilat Dora menemui Sembada, lalu terjadilah kesalah pahaman antara mereka, Dora yang berjanji untuk tidak menyerahkan kerisnya kepada siapapun berusaha menjaga amanah itu sampai mati, lalu Dora yang yakin akan perintah gurunya berusaha mati-matian menjemput keris sakti milik Aji Saka, Aji Saka yang berada di Medang Kamulan baru teringat akan amanah yang ia titipkan kepada Sembda, tapi penyesalannya terlambat, terdengar kabar bahwa kedua muridnya meninggal karena duel yang mereka lakukan, Aji Saka pun terpaksa mengambil keris tersebut dengan tangannya sendiri dalam keadaan dikejar oleh raksasa mengerikan bernama Dewata Cengkar, dalam keadaan yang kritis, Dewata Cengkar berhasil dilumpuhkan oleh serangan keris sakti milik Aji Saka, sekali lagi, Medang Kamulan diselamatkan oleh Aji Saka.
Aji Saka vs Dewata Cengkar
Untuk mengenang kematian kedua muridnya, Aji Saka merancang aksara Carakan yang berbunyi:
aksara itu memiliki makna, kurang lebih seperti ini:
-ha na ca ra ka: terdapatlah sebuah kisah tentang dua abdi setia
-da ta sa wa la: keduanya terlibat dalam perselisihan dan pertarungan
-pa dha ja ya nya: keduanya sama-sama kuat(sakti)
-ma ga ba tha nga: keduanya sama-sama menjadi bangkai(mati)
berikut film animasi Aji Saka , selamat menikmati: