Assalamu'alaikum
Teman-teman pernah nggak ngerasa kalo hidup ini kadang tanpa istirahat, maksudnya begini, analoginya seperti ini, saat kita SD kita pengen segera lulus karena ingin masuk ke jenjang SMP, kita peras otak, berjuang mati-matian demi mempersiapkan dan bisa lulus dari ujian kelulusan, setelah lulus dan masuk SMP kita bahagia bukan main, tapi di sisi lain tanggung jawab bertambah, menjelang akhir saat menghadapi ujian kelulusan SMA ,kembali lagi, kita peras otak, berjuang mati-matian agar lulus SMA dan masuk ke perguruan tinggi, dan begitu seterusnya, saat di perguruan tinggi kita justru mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar, saat lulus, dan bekerja itu bukan akhir dari segalanya, bertambah pula tanggung jawabnya, hingga akhirnya tiba, ya menikah, setelah kita menikah kita mengalami hari-hari yang luar biasa, apakah ini akhir dari perjuangan itu? kita rasakan hari-hari penuh keindahan, tapi di lain sisi tanggung jawab yang dipikul semakin berat.
oke ini sudut pandang atau gambaran bagi mereka yang hidup dengan jalur akademik.
ada analogi yang lain, seseorang setelah lahir hidup dalam kondisi tidak mampu bersekolah, dia tumbuh dengan lingkungannya, dia pun sadar dia ingin sukses dan berpenghasilan, dunia adalah sistem yang butuh uang, pikirnya. Dia lari ke sana kemari mencari relasi, membangun bisnis, dari pedagang kecil-kecilan, menjadi wiraswasta, wirausaha, hingga menjadi pemegang saham terbesar di beberapa perusaan, tapi semua dia lalui dengan penuh pengorbanan, sejenak dia berpikir, kenapa hidup sebegitunya sih, untuk uang saja harus melalui hal berat seperti itu? dan saat jadi pemegang saham pun, bukan berarti sudah merasakan surga, semakin besar penghasilan, membengkak juga kebutuhan, seakan kebebasan finansial itu hanyalah utopia.
ada analogi yang lain, seseorang setelah lahir hidup dalam kondisi tidak mampu bersekolah, dia tumbuh dengan lingkungannya, dia pun sadar dia ingin sukses dan berpenghasilan, dunia adalah sistem yang butuh uang, pikirnya. Dia lari ke sana kemari mencari relasi, membangun bisnis, dari pedagang kecil-kecilan, menjadi wiraswasta, wirausaha, hingga menjadi pemegang saham terbesar di beberapa perusaan, tapi semua dia lalui dengan penuh pengorbanan, sejenak dia berpikir, kenapa hidup sebegitunya sih, untuk uang saja harus melalui hal berat seperti itu? dan saat jadi pemegang saham pun, bukan berarti sudah merasakan surga, semakin besar penghasilan, membengkak juga kebutuhan, seakan kebebasan finansial itu hanyalah utopia.
"Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku"
(QS: adz-Dzariyat;56)
nampaknya inilah jawabannya, dunia hanyalah jembatan untuk menanam amal soleh, mengumpulkan pahala, nampaknya segala usaha, perjuangan kita hanyalah sarana ibadah, ritual ibadah semata, yang menuju kepada Ridho Allah, agar bekal kita menuju akhirat semakin mencukupi.
ya betul, nampaknya akhiratlah tempat tinggal dan hidup kita yanga sesungguhnya,
nampaknya surgalah yang menjadi peristirahatan kita seharusnya,
yah..kadang manusia lupa, dunia bukan peristirahatan, pantas saja jika kita selalu berlelah-lelah di dimensi ini.
ya betul, nampaknya akhiratlah tempat tinggal dan hidup kita yanga sesungguhnya,
nampaknya surgalah yang menjadi peristirahatan kita seharusnya,
yah..kadang manusia lupa, dunia bukan peristirahatan, pantas saja jika kita selalu berlelah-lelah di dimensi ini.
Semoga kisah ini menjadi manfaat bagi pembacanya, karena tugas kita adalah saling mengingatkan di dalam kesabaran.
https://chikenking.net/2019/05/01/arena-hb2-meron-mengamuk-wala-terus-dipojokan-hingga-terkapar
BalasHapusArena HB2 Meron Mengamuk Wala Terus Dipojokan Hingga Terkapar (live)
WA : 0812-2222-995
Line: cs_bolavita
Telegram : t.me/bolavita