Eh bro!
jangan minum CY, ntar masuk neraka lho!.... Kita sering ya denger nasihat
semacam itu, hehe, tapi apakah dengan nasihat itu orang akan berhenti minum
CY?? Mungkin sebagian iya, tapi tidak akan berguna bagi sebagian orang yang
lain, hmm,….mungkin akan butuh strategi yang baik dan cerdas.
Lalu ada juga kasus lain seperti ini, “Hamdan, kamu itu munafik ya, akhlak masih buruk aja sok-sokan mau dakwah!! Urus dulu dirimu sendiri!!” hehe..padahal dakwah itu wajib bagi semua muslim sesuai dengan kapasitas ilmunya dan disesuaikan dengan kompetensinya, bisa jadi dengan dakwah seseorang justru semakin termotifasi merubah akhlaknya, yang dulu buruk menjadi lebih baik, tentunya perubahan itu butuh proses panjang dan tak semudah membalikan tepalapak tangan, karena dakwah bukan tentang menggurui tetapi adalah suatu kegiatan yang mengajak diri dan orang lain menjadi muslim yang lebih baik lagi.
Lalu ada juga kasus lain seperti ini, “Hamdan, kamu itu munafik ya, akhlak masih buruk aja sok-sokan mau dakwah!! Urus dulu dirimu sendiri!!” hehe..padahal dakwah itu wajib bagi semua muslim sesuai dengan kapasitas ilmunya dan disesuaikan dengan kompetensinya, bisa jadi dengan dakwah seseorang justru semakin termotifasi merubah akhlaknya, yang dulu buruk menjadi lebih baik, tentunya perubahan itu butuh proses panjang dan tak semudah membalikan tepalapak tangan, karena dakwah bukan tentang menggurui tetapi adalah suatu kegiatan yang mengajak diri dan orang lain menjadi muslim yang lebih baik lagi.
Dakwah
merupakan kewajiban semua muslim, dan dakwah bukan identik dengan berbicara di
mimbar lalu didengarkan oleh banyak orang, tapi dakwah merupakan, segala bentuk
ajakan untuk menjadikan si pengajak dan yang diajak untuk bisa lebih beriman
dan bertaqwa kepada Allah, sehingga kita memiliki akidah yang benar, menerapkan
ilmu syari’at yang benar, dan menjadi manusia yang berakhlak baik.
Dalam Al-Qur’an, Allah selalu mengingatkan kita tentang pentingnya dakwah, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Dalam Al-Qur’an, Allah selalu mengingatkan kita tentang pentingnya dakwah, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
"Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk".[al-Nahl:125].
Jadi
kita dituntut untuk menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik pula, karena di
“lapangan” kita akan mendapati banyak sekali manusia yang melakukan kemungkaran
dan tidak akan bisa dinasihati dengan cara yang “biasa”, butuh pendekatan dan
metode khusus dalam menyampaikan nasihat demi kebaikannya. Lalu bagiamana jika
kita belum mampu memiliki ilmu dalam menyampaiakan dengan cara yang benar?
"Siapa saja yang melihat kemungkaran
hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu,
hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka
ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman."[HR. Muslim]
Mengingkari kemungkaran di dalam hati merupakan selemah-lemahnya iman, tentu, sebagai seorang Muslim, kita harus menjadi Muslim yang terbaik , dalam artian kira harus mengerahkan semua kemampuan kita untuk mempersembahkan yang terbaik di hadalapan Allah, karena akan berbeda nilainya antara muslim yang hanya diam mengingkari kemungkaran dibanding dengan muslim yang mampu merubah kemungkaran menjadi sesuatu yang lebih baik.
Mengingkari kemungkaran di dalam hati merupakan selemah-lemahnya iman, tentu, sebagai seorang Muslim, kita harus menjadi Muslim yang terbaik , dalam artian kira harus mengerahkan semua kemampuan kita untuk mempersembahkan yang terbaik di hadalapan Allah, karena akan berbeda nilainya antara muslim yang hanya diam mengingkari kemungkaran dibanding dengan muslim yang mampu merubah kemungkaran menjadi sesuatu yang lebih baik.
Berdakwah
mengajak semua orang untuk bisa lebih paham bahwa aturan hidup yang terbaik
untuk manusia adalah aturan dari Zat yang menciptakan manusia itu sendiri,
dialah Allah, yang telah memberikan kita AL-Qur’an sebagai petunjuk hidup, demi
keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia, terlebih di akhirat. Target dakwah
yang paling utama adalah orang terdekat kita, antara lain adalah keluarga kita,
seperti yang sudah tertera di Al-Qur’an
dan Hadits.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ( At Tahrim :6)
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil, no. 247.)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ( At Tahrim :6)
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil, no. 247.)
Lalu, bagaimana metode dakwah yang baik dan benar? Nah,
berikut adalah berbagai metode yang sudah saya rangkum dalam satu urutan,
berharap mampu menjadi sandaran dan pengantar:
1.
1.
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan -perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al 'Ankabut: 45).
Kita perbaiki dulu sholat kita, agar kita benar-benar bisa selalu terjauh dari perbuatan keji dan mungkar, bagaimana bisa Allah menjauhkan kita dari segala perbuatan keji dan mungkar dengan melakukan ibadah ritual berupa sholat?
Kita perbaiki dulu sholat kita, agar kita benar-benar bisa selalu terjauh dari perbuatan keji dan mungkar, bagaimana bisa Allah menjauhkan kita dari segala perbuatan keji dan mungkar dengan melakukan ibadah ritual berupa sholat?
Sudah pasti, orang yang selalu
menjaga hubungan baik antara dirinya dengan Allah, dengan selalu melaksanakan
sholat, pasti akan selalu menjaga hubungan baik dengan sesama manusiaNya, dan
pasti akan menjauhi segala perbuatan yang buruk, perbuatan yang tidak disukai
oleh Allah.
Karena sholat itulah, Allah akan
selalu merubah diri kita menjadi hamba yang lebih baik, Melembutkan hati kita
yang sebelumnya keras.
Orang
yang selalu sholat akan Nampak bekas sujudnya, yang dimasud bakas sujud adalah
kesolehan dan akhlak mulia yang dimiliki seorang hamba “akibat” dari kegiatan
sholatnya.
2.
Mengajak dari hati ke hati,
singkatnya, lakukan ajakan yang memberikan kesan menyenangkan, dan untuk
melalui itu kadang kita butuh proses.
3.
Yakinkan dulu tentang pentingnya
iman, jika manusia sudah beriman, dia paham betul bahwa segala hal baik dan
buruk yang kita peroleh adalah kehendak Allah, sehingga saat kita mendapatkan
kebaikan kita bersyukur dan tidak lupa diri, sedangkan saat kira menerima
keburukan, misalkan musibah, kegalauan, kesedihan, kita akan bersabar dan lebih
cepat memetik hikmah dari penderitaan tersebut. Namun iman memiliki cakupan
yang lebih luas daripada ini, iman mencakup segala permasalahan di dalam
kehidupan ini.
4.
Jangan terbebani oleh
masalah-masalah khilafiyah(perbedaan pedapat di dalam Islam, baik yang
berkaitan dengan ilmu fiqih ataupun ilmu dalam syari’ah). Fokuslah terlebih
dahulu dengan persamaan kita, bahwa kita adalah sesama muslim, sama-sama memiliki keinginan untuk menjadi pengikut Rasulullah yang setia,
dan sama-sama selalu menginginkan keridhoan Allah ta’ala.
5.
Islam adalah rahmat bagi seluruh
alam, jadi Islam adalah agama yang
mengajarkan tentang pentingnya kasih sayang, menyampaikan kebenaran dengan cara
yang baik, tidak memaksakan “pemahaman kita kepada orang lain” dan “tidak merasa
diri kita yang paling benar”, dan menghindari segala bentuk kekerasan.
Jadikan
diri kita ini sebagai penebar keselamatan, bukan penebar kebencian. Islam tidak
disebarkan dengan perang dan pertumpahan darah, tapi dengan akhlak yang mulia, bangsa
Islam hanya berperang jika mendapat “serangan” dan perang menjadi solusi
terakhir dari sebuah permasalahan, jadi tidak benar jika ada yang menyatakan, “semakin
banyak kita membunuh orang kafir, maka kita akan menjadi orang yang lebih mulia”
, sekali lagi, konteks “membunuh” hanya ada di medan perang, dan berlaku di Negara
konflik, sedangkan kita hidup di Indonesia, yang termasuk negara non konflik,
jadi? Konsteks “membunuh” amat sangat tidak sesuai, apalagi jika meledakkan
diri sendiri demi alasan syahid, seorang ustadz berkata “amat sangat mahal
nyawa seorang muslim itu jika hanya hancur untuk mengalahkan beberapa orang
saja…” namun jika Allah memutuskan orang-orang yang salah dalam berijtihad
tersebut ke dalam golongan syuhada, maka itu mutlak hak prerogatif dari Allah. wallahu
a’lam.
6.
Dakwah bukan untuk mencari
penggemar, pengikut, ataupun bukan demi kepopuleran….sama sekali bukan, niat utama
dakwah adalah penilaian dari Allah, bukan penilaian dari makhlukNya.
7.
Sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi sesamanya, libatkan diri kita dalam kegiatan sosial, semampu kita, banyaklah bergaul, bantulah teman kita yang
kesulitan sesuai dengan kemampuan kita.
8.
Jangan pernah menyakiti fisik
atau perasaan orang ataupun makhluk lain, kadang, saat Allah telah
mengamanahkan ilmu yang melebihi orang lain, kita meremehkan orang yang belum
paham tentang ilmu yang kita kuasai, terlebih dalam ilmu agama, …kadang kita
lupa, selalu rendah hati dan terjauh dari sifat sombong juga merupakan akhlak
yang dicontohkan Rasul terhadap kita, oleh karena itu, kita tidak boleh merasa
lebih soleh dan mulia dibanding orang lain, mungkin orang yang kita anggap awam
dan belum memiliki ilmu islam yang baik, memiliki ilmu lain yang lebih hebat
daripada ilmu yang kita miliki.
9.
Berdoalah saat pesan dakwah kita tidak
bisa diterima dengan baik, ingatlah bahwa yang mampu merubah manusia menjadi
baik adalah Allah, bukan kita.
Seperti
kisah paman Rasulullah yang bernama Abu Thalib, beliau adalah orang yang paling
dekat dengan nabi, mengetahui segala kegiatan dakwah nabi, paham akan pesan
yang disampaikan nabi, tapi sayang beliau kalah dengan kesombongannya hingga
beliau mati dalam keadaan tidak memeluk Islam.
Kesimpulannya,
kita tidak boleh merasa mampu untuk merubah orang menjadi lebih baik, kewajiban
kita hanyalah berikhtiar dengan segenap kemampuan kita dalam menyampaikan
dakwah, perubahan diri seseorang adalah mutlak kehendak dari Allah.
10.
Saat kita mengajak orang lain
berbuat baik, sejatinya kita juga melatih kita untuk berbuat yang serupa,
sebagai seseorang yang beriman kita pasti faham, contoh kasus sebagai gambaran:
jika kita sekedar memerintahkan orang lain melakukan sholat, sedangkan kita tak
melakukannya…bagaimana kita nanti mempertanggungjawabkannya di akhirat saat
Allah memepertanyaakannya?
Maka,
dakwah sejatinya adalah upaya kita untuk bisa lebih mendalami ilmu Islam agar
kita menjadi muslim yang memiliki akhlak yang baik dan ilmu tauhid yang benar.
11.
Tujuan
utama dakwah adalah, menegakan kalimat la ilaha illallah, tiada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, mengajak kita selalu ingat
bahwa hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah, dan tempat kita kembali
adalah akhirat milik Allah.
Bentuk tulisan ini adalah share, jika ada salah dalam penyampaiannya mohon
dibenarkan dengan menyertakan dasar yang tepat, semua ulasan ini berdasarkan
dari rangkuman catatan dari hasil halaqah saya selama ini, berharap bisa
menjadi sandaran ilmu yang bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar